Article

Antologi Puisi ODE YANG TAK PERNAH MATI Dalam Telaah Metode NEURO-POETRY

Pengantar Antologi Puisi Ode Yang Tak Pernah Mati

Neuro-poetry adalah bidang baru yang saya kembangkan dalam apresiasi puisi dengan mempertimbangkan aspek-aspek penting terkait bagian otak. Neuro-Poetry menjadi penghubung antara ilmu sastra dengan ilmu kedokteran yang sudah mapan yaitu neuro-behaviour (fungsi luhur). Untuk memahami apa itu Neuro-poetry lebih dalam dapat dibaca dalam buku yang saya tulis.

Suatu kehormatan bagi saya memberi kata pengantar untuk Antologi Puisi Ode Yang Tak Pernah Mati, karya Naning Pranoto yang dikenal sebagai sastrawati perintis gerakan creative writing, sastra hijau (khususnya Ekofeminisme) dan literasi di Indonesia. Selain itu perempuan yang memilih jadi dosen tamu di beberapa universitas ini, juga membangun Gubug Hijau Rayakultura di Jalan Bantul KM 5 Jaranan Panggungharjo Sewon Bantul Yogyakarta, didedikasikan pada dunia sastrawi, seni pentas dan literasi bermisi-visi nguri-uri nilai-nilai luhur manusia sejati .

Antologi puisi karya Naning Pranoto, memiliki kekhasan tersendiri bila saya kaji dari sisi neuro-poetry.

Dari sisi kajian terkait aspek Prefrontal otak atau otak depan bagian bawah yaitu pusat kendali sikap dan rancangan ide yang siap dieksekusi, puisi-puisi yang merangsang timbulnya pemikiran atau ide pada para pembaca untuk ikut serta mengatasi masalah sosial yang ada. Hal ini tampak pada puisi berjudul: Potret Diri Seorang”Diri”, Monolog di Sudut Victoria Park, Mimpi Tentang Jun Zi, Sejarah: Sesosok Tubuh dari Gang Dolly, Sehelai Daun Cinta, Sekelumit Cinta, Menggebiri Penis Patriarki, Alkisah: Lelaki Beristri Kera.

Aspek limbik atau pusat emosi, dapat dikaji hampir semua puisi dalam antologi ini menyentuh perasaan pembaca. Beberapa dapat mempengaruhi mood yaitu efek yang bertahan lebih lama dibandingkan emosi. Tampak pada judul: Ode Yang Tak Pernah Mati, Ini Kisahku, Kepada Lelakiku, Rindu Embun Kelopak Tanganmu, Bella Dona Nova, Aku Belum Ingin Mati, Sehelai Rambut, Suatu Saat, Puisi di Pasar Burung, Perjalanan Sekepal Rahim, Suluk Sinta Gugat, Dongeng yang Mendongeng, Sungai Luka dan Sekar Siti Edi, Kepada Bocah Bagus Adikku.

Aspek memori, tampak hampir semua puisi merangsang memori lama pembaca, dan melatih mengingat memori baru. Pengulangan kata di awal dan diulang lagi di bagian akhir bukan saja mengandung unsur sastra permainan bunyi namun lebih dari itu melatih recent memori (mempelajari hal baru/informasi baru), misalnya pada judul Kris, Sebuah Memori.

Aspek kerjasama otak kanan dan kiri, tampak pada penggunaan unsur pengetahuan bahasa dan logika. Banyak istilah Inggis, Latin dan Jawa (pewayangan, sufisme jawa dan mistik) digunakan sebagai “penyegar” saat dibaca. Unsur ini mampu berpadu dengan sangat apik karena keseimbangan rasa yang dikendalikan otak kanan, berupa permainan bunyi. Misalnya pada judul Rumah Jiwaku, Lelaki dari Kaki Gunung Slamet, Tentang Lelakiku dan Anaknya, Aku dan Engkau, Carmina, Cinta Cucu Ratu Kidul, Samar: Kuingin, Pokoh Memoar di Yarra, Kepada Lelaki di Pocung #60.

Aspek otak kecil (serebelum), tampak pada permainan tata letak tulisan dan ketukan nada yang ritmis saat puisi dibacakan. Misalnya pada judul: Kisah Seorang Perempuan yang Kehilangan Kaki, Lelaki Pendayung Perahu di Pulau Perempuan.

Aspek Sirkuit Reward terkait kesenangan mengulangi membaca dapat dijumpai pada puisi berjudul Orkes Detak Jantung Merdeka, Nasib, Amandus Matamu Tidak Diam, Mengejar Layang-layang, Kapankah?, dan Memori di Bibir Amazon.

Dan terakhir aspek sirkuit Papetz, sirkuit yang menghubungkan memori dan emosi. Dapat tampak pada puisi Memori di Bibir Amazon, Lelaki dari Kaki Gunung Slamet, Monolog di Sudut Victoria Park, Mimpi Tentang Jun Zi dan Sejarah: Sesosok Tubuh dari Gang Dolly.

Puisi Naning Pranoto, sangat merangsang aktivitas otak. Secara teori berapa dapat digunakan untuk terapi, tentu harus melalui tahap pembuktian berupa penelitian.
Senada dengan konsep mempertahankan kesehatan otak yaitu “use it or lose it“, maka tidak berlebihan bila aktivitas menulis dan membaca puisi Naning Pranoto dapat digunakan untuk memperkuat aneka bagian otak.
Demikian semoga bermanfaat. Amin.

Jakarta 11 April 2018

Dr.dr. Arman Yurisaldi Saleh, MS, Sp.S

Related Articles

Check Also

Close
Back to top button
Close
Pendampingan Menulis Buku