ArticleKultura & Sastra

MANUSIA DAN KREATIVITAS

*Dra. Naning Pranoto, MA

Seneca: Bagi orang yang tidak tahu pelabuhan yang akan dituju,

tidak ada angin baik untuk berlayar.

Ketertinggalan masyarakat dibanding masyarakat lain adalah akibat kekalahan kreativitasnya. Kreativitas, bakat, genius, keterampilan, tidaklah sama. Kelompok kata itu bukanlah sinonim. Kreativitas (creativity) dalam bahasa Latin creare (membuat, mencipta). Dalam bahasa Yunani: Krainen yang berarti to fulfill (memenuhi, menyelesaikan). Maka orang yang kreatif adalah orang yang memenuhi jatidirinya, karena kemampuannya mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.

Dunia hari-hari ini dikejutkan oleh sebuah peristiwa besar yang memang luar biasa. Republik Rakyat China, yang semula negara miskin karena kebanyakan jumlah penduduk, kini menjadi negara kedua terkuat ekonominya di dunia, setelah AS. Negara dengan jumlah penduduk terbesar itu telah menggeser kekuatan ekonomi Jepang.

Transformasi dari kekuatan ekonomi regional menjadi kekuatan ekonomi global itu bisa dicapai karena negara tersebut memadukan tiga kekuatan utama: Kreatif, Inovatif

dan Produktif. Kreativitas memungkinkan manusia menciptakan produk yang mempunyai daya tarik dan daya saing yang kuat. Inovasi membawa manusia mampu melakukan pembaharuan di segala bidang baik dalam system produksi maupun perluasan pasar yang seluas-luasnya. Produktivitas memungkinkan kita meraih sebesar-besarnya hasil yang kita kehendaki.

Persoalannya yang harus selalu kita sadari ialah, bahwa kreativitas itu bukan bakat yang kita bawa sejak lahir. Kreativitas memerlukan latihan, pembinaan, bimbingan dan pengembangan yang disesuaikan dengan hukum perkembangan psikologis manusia itu sendiri. Jika kreativitas itu warisan, instink, kita tidak perlu belajar, tidak memerlukan pendidikan dan latihan-latihan serta pengalaman yang luas. Yang dibahas  dan ditawarkan dalam tulisan ini mengenai kreativitas menulis, focus pada latihan menulis kreatif.

Mengapa latihan menulis kreatif  (creative writing) ditawarkan? Ada beberapa alsan mendasar untuk hal itu. Pertama, dengan menulis orang melakukan latihan berkomunikasi lewat bahasa. Kedua, latihan berekspresi, Ketiga, latihan berpikir (logika). Keempat, latihan keindahan (estetika). Kelima, latihan berimajinasi secara positif.

Semua kegiatan haruslah memiliki tujuan. Orang terbang, jalan kaki atau berlayar, juga punya tujuan. Meminjam kata Seneca di atas: Bagi orang yang tidak tahu pelabuhan yang hendak dituju, tidak ada angin yang baik untuk berlayar. Tujuan jangka pendek: latihan (melalui LMCR),  adalah rasa cinta menulis dan membaca. Menulis tanpa membaca ibarat mobil tanpa terisi bahan bakar. Membaca tanpa menulis, bagaikan pohon besar tanpa buah, atau ibarat itik yang tak mampu bertelur.

Tujuan jangka menengah, memberikan perluang agar siapa pun saudara kita, di mana pun mereka berada, melatih kreativitas sebagai bagian dari perjuangan untuk mencapai cita-cita dan masa depannya. Tujuan jangka panjang, menuju masyarakat baca tulis, agar selalu Kreatif, Inovatif dan Produktif sehingga kita terbebas dari kemiskinan dan kebodohan.

Antara Kalah dan Menang

Setiap lomba berwatak kompetitif. Maka loginya ada yang kalah dan ada yang menang. Sayangnya, jumlah pemenang selalu jauh lebih sedikit dari yang tidak menang. Pepatah mengatakan, tang unggul selalu lebih sedikit jumlahnya.

Bagi para pemanang menerima hadiah penghargaan dari penyelenggara sesuai rencana yang ditetapkan. Lalu bagi yang kalah mendapatkan apa? Sebenarnya mereka yang kalah pun tidak kalah. Sebab ketika orang sudah berani mencoba menulis/mengarang, ia sudah berubah. Ia memiliki pengalaman penting yang belum pernah ia dapatkan  sebelumnya. Pengalaman awal dalam menulis atau mengarang, apalagi jika itu dilakukan berturut-turut selama ada lomba, sudah memberikan dasar pijakan yang kukuh untuk langkah ke masa depan. Sebenarnya itulah jenis kemenangan yang lain, kemenangan di masa depan.

Maka sebenarnya tidak ada  yang kalah dalam lomba mengarang. Adanya hanya orang-orang yang menerima hadiah dan belum menerima hadiah. Tetapi apa arti hadiah, dibanding dengan perubahan potensi Anda sebagai calon penulis? Anda telah melompat ke dalam air, dan hanya tinggal berenang menuju titik tujuan.

Ini tidak untuk menghibur mereka yang belum menang. Sebab sepanjang sejarah dan sepanjang ada kebudayaan, tidak ada pengarang atau penulis yang gagal. Yang ada hanyalah orang yang berhenti mdenulis atau berhenti mengarang. Berhenti atau mandeg, bisa disebabkan oleh kelelahan, kebosanan, kemalasan. Mungkin juga bukan lelah atau malas, melainkan tidak meyakini bahwa dirinya menyimpan potensi untuk menjadi penulis atau pengarang, atau untuk menjadi manusia kreatif.

Menulis adalah pekerjaan intelektual. Untuk itu diperlukan kekuatan intelek. Setiap individu yang bisa menulis dengan baik, berarti memiliki keunggulan intelek disbanding dengan yang tidak bisa menulis. Seorang sekretaris perusahaan yang bisa menulis dengan baik, ia unggul dibanding dengan yang tidak mampu menulis.

Seorang guru/dosen yang bisa menulis beda dengan yang tidak bisa menulis. Juga top manager yang bisa menulis memiliki keunggulan tersendirki dari yang lain. Begitu juga dengan insinyur, peneliti, jaksa, hakim dan sebagainya. Setiap wartawan (jurnalis) pastilah bisa menulis. Tetapi jurnalis berbeda kualitasnya, antara yang punya kreativitas dengan yang tidak.

Sesama pengarang (novelis) pastilah sama-sama bisa menulis  Tetapi kita tahu seorang novelis karyanya berbeda dengan novelis lain, dalam hal bahasa, style, cara bertutur, kadar estetika dan lain-lain. Kita kembali ke masalah kalah dan menang dalam lomba menulis kita.

Menyadari banyaknya peserta lomba, yang berarti banyaknya orang yang ingin jadi penulis yang baik, atau pengarang yang baik, akan diadakan Creative Writing Club (CWC). Semua yang pernah menjadi peserta LMCR mendapat prioritas jadi anggota, hanya dengan mendaftarkan diri saja. .

Semua anggota CWC akan mendapatkan fasilitas penyuluhan, pelatihan, mengikuti diskusi dan seminar serta ceramah-ceramah seputar Creative Writing. Semua juga bisa melakukan konsultasi bersama/privat dengan tutor/mentor dari Rayakultura.  Kami menyediakan medianya: www.rayakultura.net atau hubungi kami melalui e-mail : rayakultura@gmail.com *

Tags

Related Articles

3 Comments

  1. mbak, saya mau nanya nich kmarin tu saya ikutan LMCR 2010 yang karyanya berjudul Memburu Menara Condong. Menurut Mbak, apa yang kurang dari karya saya ya? maksih ya, Mbak………..

  2. Mbak Naning, saya mau nanya mbak. kemarin tuh saya ikut LMCR 2010 kategori C. Cerpen saya berjudul “Air Mata Terakhir”. Judul ini menang di pemenang karya pavorit, tapi dgn nama penulis yg berbeda.

    Yg mau saya tanyakan, ada berapa jdul “Air Mata Terakhir”, apa memang dia pemenangnya atau telah terjadi suatu kesilapan”, mbak?
    Terima kasih….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
Close
Pendampingan Menulis Buku