News

PENYERAHAN ANUGERAH LIP ICE-SELSUN GOLDEN AWARD-2009

SEDERHANA TAPI PENUH MAKNA

Sederhana tapi penuh makna! Barangkali kalimat tersebut yang paling tepat untuk melukiskan situasi acara penyerahan anugerah LIP ICE-SELSUN GOLDEN AWARD bagi para pemenang LMCR-2009. Bertempat di PDS HB Jassin Komplek TIM, para tamu hadir dengan penuh semangat, walau hujan cukup deras. Maka, acara yang digelar Rabu, 25 November 2009, dari pukul 09.00-14.00 ini, begitu penuh makna. Bahkan, juga mengharukan.

Betapa tidak? Tamu yang hadir melebih kursi yang disediakan panitia. Mereka ini tidak hanya para pemenang LMCR-2009 dan para pendampingnya dari wilayah Jabobatek, akan tetapi ada yang datang dari Yogyakarta, Magelang, Bandung, Sukabumi, Binjai, Pekanbaru, Padang, Bali dan Lombok. Mereka tidak hanya meluangkan waktu akan tetapi juga mengeluarkan uang untuk transportasi dan akomodasi.

“Bagi saya, menjadi salah seorang pemenang LMCR-2009 merupakan suatu kehormatan dan sekaligus prestasi yag luar biasa.. Itulah makanya saya mau datang dengan biaya sendiri,” kata Tomson Panjaitan, S.Pd, seorang guru SMP dari Binjai, dengan mata berbinar.

Hal serupa juga dikatakan oleh Bambang Kariyawan YS, guru sosiologi SMA Cendana Pekanbaru. Bagi Bambang yang tekun melakukan penelitian budaya lokal di mana ia tinggal, tahun ini merupakan kemenangannya yang ke dua di ajang LMCR. Tahun lalu ia menulis cerita mengenai kehidupan Anak Air Asin, pada LMCR-2009 ia bercerita mengenai adat Ketobung. Matanya yang hitam tajam tampak berkaca-kaca ketika naik ke panggung, untuk menerima buku kumpulan cerpen (kumcer) Mencari Wajah Ibu – karya beberapa pemenang LMCR-2009, yang diserahkan Sides Sudyarto DS – Ketua Yayasan Rayakultura. Salah satu isi kumcer tersebut, adalah karya Bambang Kariyawan YS.

Tomson dan Bambang merupakan pemenang LMCR-2009 Kategori C. Pemenang I, II dan II LMCR-2009 Kategori B semua hadir. Mereka itu; Vanessa Martida dari SMAN I Denpasar Bali, Disti Utami Resdiaputri dari SMAN I Jampangkulon Kab. Sukabumi dan Apriliani Indri Hapsari dari SMAN I Magelang. Ketiga gadis remaja ini tak henti-hentinya tersenyum bahagia saat mengikuti acara. Bahkan Vanessa dengan penuh percaya diri naik ke panggung memberikan kritik demikian, “Acara penyerahan Anugerah LIP ICE-SELSUN GOLDEN AWARD 2009 ini sangat bagus, mengesankan, tapi sayangnya ..tempatnya sempit. Sehingga tamu yang diundang terbatas. Saya berharap, tahun-tahun mendatang diadakan di tempat yang lebih luas agar tamu tidak perlu dibatasi.”

Kritik Vanessa yang positif itu mendapat tepuk tangan para tamu dan ditanggapi Naning Pranoto – Ketua Panitia LMCR-2009. “Memang, tempat di PDS HB Jassin ini sempati, tetapi penuh makna. Karena, tempat ini merupakan satu-satunya dokumentasi sastra di Indonesia yang didirikan almarhum yang terhormat Bapak HB. Jassin. LMCR yang diselenggarakan oleh PT ROHTO Laboratories Indonesia, melahirkan sastrawan dan sastrawati. Maka, sungguh tepat mereka lahir di sini…di tempat ini!”

Pemenang I LMCR-2009 Kategori A – Elfi Husniawati dari SMPN I Ponjong Gunung Kidul juga hadir. Demikian pula Pemenang III – Diandra Safira Hasan dari SMP Global Mandiri Cibubur Jakarta Timur. Sayangnya, kedua gadis ini tampak malu-malu ketika diminta naik ke panggung untuk memberikan kritik. Yang maju justru Alizar Tanjung pemenang Kategori C dari Universitas Negeri Padang. Mahasiswa yang kreatif ini dengan penuh semangat dibalut senyuman mengatakan, “Saya puas walau hanya sebagai pemenang harapan. Karena, saya telah membuktikan diri mampu berekspresi melalui cerpen saya berjudul Empat Kuburan Dalam Lukisan. Sebelum mengikuti LMCR-2009, saya ikut creative writing workshop waktu Bu Naning Pranoto roadshow ke Padang. Workshop itu membuat saya benar-benar tertantang!”

Ternyata, yang tertantang mengirimkan karyanya ke LMCR setelah mengikuti creative writing workshop (CWW) yang dipandu Naning Pranoto tidak hanya Alizae Tanjung. Akan tetapi juga dialami oleh para pemenang LMCR-2009, misalnya Iman Makmur (Pemenang Harapan Utama LMCR-2009) dan para guru dari Lombok, Bantul, Sukoharjo, Pontianak, Sekayu dan Bandung.

“Bagi saya, bisa ikut lomba sudah merupakan prestasi tersendiri. Itu contoh untuk murid-murid saya, agar mereka mau menulis cerpen sastra dan berani menampilkannya. Saya bersyukur, karya saya menang.” Tegas Ni Made Kembar Sailantini, Guru SMPN 2 Mataram – Lombok NTB.

Ucapan syukur serupa tidak hanya meluncur dari mulut mungil Ni Made Kembar Sailantini, tetapi juga bertaburan dari ratusan pemenang LMCR-2009 lainnya secara lisan maupun tertulis via e-mail. Di lain pihak, tidak sedikit yang mengaku sedih karena karyanya belum bisa menjadi pemenang. Hal ini bisa dipahami, karena karya yang masuk ke meja panitia LMCR-2009 sebanyak 6007 judul. Dari ribuan itu, tidak sedikit yang bagus kualitasnya. “Bahkan, lebih bagus dibandingkan dengan LMCR tahun-tahun sebelumnya. Sayangnya, semua tidak bisa menjadi pemenang karena jumlah pemenang dan hadianya sudah ditetapkan sesuai ketentuan dan kriteria.” papar Sides Sudyarto DS, selaku Ketua Dewan Juri.

Lebih lanjut, Sides mengatakan bahwa karya para pemenang LMCR-2009 ini banyak yang kualitasnya melebihi sastrawan-sastrawati yang sudah eksis. Jelas, ini membanggakan dan menimbulkan optimisme perkembangan sastra di Tanah Air. “Semuanya ini bisa terwujud karena kepedulian PT ROHTO Laboratories Indonesia terhadap kemajuan generasi muda. Tidak sedikit dana yang dikeluarkan oleh PT ROHTO untuk hajatan LMCR!” tegas Sides.

Sementara itu, Mukdaya Massidy,SE, MM – selaku Presiden Direktur PT ROHTO Laboratories Indonesia dalam sambutannya mengatakan, “Ajang LMCR selain diharapkan bisa melahirkan pengarang yang kreatif dan berkualitas, juga untuk meningatkan minat membaca dan menulis. Karena kami meyakini bahwa kekuatan minat membaca dan menulis akan menjadi modal penting dan dahsyat dalam menuju masyarakat yang unggul.”

Sambutan Makdaya menjadi perhatian penting para tamu, bahkan juga renungan untuk siapa yang saja yang membaca tulisan ini.

Acara penyerahan anugerah LIP ICE-SELSUN GOLDEN AWARD disertai dengan talkshow bertajuk MUSIK MENCARI PUISI. Ari KPIN, yang dikenal sebagai musisi, komposer dan ahli musikalisasi puisi, sebagai narasumber dan Sides Sudyarto DS pemanandunya. Talkshow yang berlangsung sekitar 30 menit ini sangat menarik karena tidak hanya mengupas proses kreatif Ari dalam mengubah puisi menjadi lagu, akan tetapi juga membahas musik dikaitkan dengan dunia pendidikan, filsafat dan kritik social. Dalam kesempatan ini, Ari juga menampilkan puisi-puisi Rendra, Chairil Anwar dan Hamid Jabar yang telah ia gubah menjadi lagu, dibawakan oleh grupnya – Ari KPIN Band. Penampilannya penuh greget dan memukau para tamu.

Naning Pranoto, selaku Ketua Panitia LMCR-2009 tampil ke panggung tidak hanya menyampaikan Laporan LMCR-2009, akan tetapi juga pentas monolog, berjudul BABU KITA. Naskah monolog ditulis sendiri oleh Naning Pranoto dan Sides Sudyarto DS sebagai sutradaranya. “Saya menyuarakan derita para pembantu rumah-tangga yang kurang dihargai oleh para majikannya.” Tutur Naning Pranoto, yang tampil di panggung mengenakan pakaian lusuh, kostum pembantu.

Puncak acara, selain penyerahan Anugerah LIP ICE-SELSUN GOLDEN AWARD kepada para pemenang LMCR-2009, juga digelar Kontes Menjadi Duta (KMD) LIP ICE-2009. Titi Qadarsih – model senior, Sonitio Utomo – Marketing Manager PT ROHTO dan Debi Wijayanti – Product Specialist PT ROHTO sebagai jurinya. Finalis yang terdiri dari 14 gadis cantik dari berbagai kota di Indonesia ini, semuanya memenangkan gelar sesuai dengan penampilannya untuk dijadikan Duta LIP ICE. Ini yang membuat semua mata finalis KMD LIP ICE-2009 berbinar dan bibir mereka yang indah (berkat ampuhnya LIP ICE) berbalut senyum manis yang begitu mempesona….

Menjelang pukul 14.00, acara usai. Semua pemenang dan para tamu tampak puas…

Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also

Close
Back to top button
Close