PUISI PILIHAN UNTUK LOMBA BACA PAPATONG AWARD
KINI KITA HIJAU, HIJAU SENTUHAN KITA
Puisi Karya Litha Sovell dari Komunitas Green Belt – Kenya
Datang dari Timur, merahlah kita
Datang dari Barat, putihlah kita
Datang dari Selatan, hitamlah kita
Kini kita hijau, hijau sentuhan kita
Kini kita tahu, hijau itu sesuatu
Kini kita tahu, bibit itu berharga
Kini kita tahu, bibit itu pohon
Kini kita hijau, hijau sentuhan kita
Tanah itu kehidupan, itu kita tahu
Tanah itu harta, kita punya banyak
Tanah itu emas, kita jaga selamanya
Kini kita hijau, hijau sentuhan kita
Kini kita tahu, merampas lahan itu kejam
Kini kita tahu, tanah itu untuk semua
Kini kita tahu, tanah itu martabat
Kini kita hijau, hijau sentuhan kita
Kini kita tahu, semua adalah kakak
Kini kita tahu, semua adalah adik
Kini kita tahu, dunia kita bagi
Kini kita hijau, hijau sentuhan kita
Terima kasih,
Terima kasih untuk bibit, yang tidak dipatenkan
Kini kami bisa menanamnya di mana-mana
Kita ini penanam, kabarkan pada semua orang
Kini kita hijau, hijau sentuhan kita
Mari kita bersatu, satu suara
Mari kita bersatu, katakana kita ada
Mari kita bersatu, nikmati Kini kita hijau, hijau sentuhan kekayaan kita
kita
*
MELIHAT POHON HAYAT
Naning Pranoto
Pohon hayat
Tumbuh di arah kiblat
Tegak subur berdaun makrifat
Hidup tegar berbatang syahadat
Lestari abadi bertumpu hakikat
Pohon hayat tegak di pusat dunia
Anugerah dari yang Satu,
Bagi kita yang jamak
Tempat berlindung
Kaum yang selamat
Pohon Hayat
Berbuah ranum lebat dua
Bagai Adam bersama Hawa
Nenek moyang umat manusia
Meniti hidup di lembar alam fana
Pohon Hayat
Hijaumu beludru abadi
Daun-daunmu tak pernah layu
Walau musim datang silih berganti
Akar, dahan dan rantingmu tahan uji
Pohon Hayat,
Cabang-cabangmu mendongak ke atas
Menengadah ke arah langit lapis tinggi
Bagai doa yang mendoa mengatas arasy Ilahi
Memberi petunjuk dan bimbingan umat insani
Pohon Hidup
Sinarmu tak pernah redup
Melindungi semua yang ada
Bunga sucimu tak pernah kuncup
Gambaran nyata alam semesta.
*
SANG ALAM
Yeni Fatmawati
Berkelana ku berkelana
Kususuri alam kuasa-Nya
Kujelajahi keagungan-Mu
Kudaki gunung tertinggi di buana
Kutelusuri lembah bukit dan ngarai
Masya Allah!
Memandang aku memandang
Takjubku atas cipta-Mu
Syukurku tiada batas atas Nikmat-Mu
Semburat sinar mentari pagi
Membara padma kobarkan semangat
Para penjelajah!
Cahaya ‘tuk dedaunan hijau menawan
Bunga bunga kuncup; Bunga bunga mekar
Ranting ranting bercabang
Di antara musim dingin kan berakhir
Salju putih pun meleleh
Kaki alam pun merangkak
Menapaki gelapnya malam
Lewat gemintang dan bulan
Dingin nan merasuk
Duhai, malam penuh misteri
Oh Alam
Tak lelah kuberjalan
Tak lelah kutelusuri
Tak lelah kujelajahi
Kunikmati bercengkerama dengan alam
Dekapkan hati ‘tuk bersyukur
Alam.. Ciptamu Tuhan
Yumesamdong, North Sikkim, Himalaya, Awal Februari 2015
RUMAHKU PUISI HIJAU
Sides Sudyarto DS
Rumahku adalah puisi
Puisi hijau
Puisi kehidupan semesta
Puisi hutan permenungan
Puisi penuh doa persembahan
Memuja ke pangkuan Keagungan
Tanggaku adalah bahasa
Guna memanjat ke alam baka
Jika usai hidup selamat
Mohon izin menuju akhirat
Setelah selesai mencuci diri
Berdamba hati menggapai firdausi
*
AKAR AKAR WANGI
Sides Sudyarto DS
Pohonkah engkau itu?
semakkah engkau itu?
tiada elok ujud rupamu
tiada indah bentuk batangmu
tetapi alangkah wangi bau akarmu
Dari manakah engkau berasal?
siapa pula menanam dirimu
akarmu teramat harum
seharum hati yang kudus
seharum pikiran yang tulus
Pohon akar wangi
Berapa lama
kau mengembara di alam kefanaan
sampai kapan kau mampu bertahan?
Akar wangi
Jangan kau tinggalkan bumi ini
Biarkan harummu menghuni jagat raya
Agar aroma wangi terpatri selamanya.
POHON POHON CAHAYA
Sides Sudyarto DS
Pohon-pohon cahaya
tumbuh merimba
berdaun keemasan
selebat hutan
Pohon-pohon cahaya
hanya tumbuh
di ranah kebenaran
hanya subur
di dataran kebijaksanaan
Pohon-pohon keemasan
hidup abadi
tiada termakan zaman
tak luruh ditelan masa
tak punah dimakan usia
Pohon-pohon batang kencana
siang memantulkan sinar surya
malam memantulkan cahaya bulan
tempat bermukim doa suci
para pertapa.
Puisi-puisi karya Moon Chung He
*
Bagaimana cara mendaftarnya dan cara mengirimkan video membaca puisi kami ibu? Mohon informasinya ibu. Terima kasih