Resensi Buku: Berguru Pada Empu Kata-Kata
Setiap penulis memiliki kisah proses menulis tersendiri. Begitu juga para penulis besar, nama mereka besar tentu saja dimulai dari awal perjuangan mereka menorehkan pena. Yang bertahan dengan proses lah yang akan berhasil, dan mereka yang telah memiliki nama besar tersebut, tak jarang telah memulai proses dengan langkah yang berdarah-darah. Hingga pada akhirnya mereka berhak menikmati kata sukses, nama yang melambung dan kemudian diabadikan dalam deretan sastrawan besar tanah air.
Indonesia memiliki sederet nama sastrawan yang tak hanya besar di tanah air, namun juga telah memberikan kiprah pada dunia. Sebut saja nama-nama mereka seperti Ahmad Tohari, Maman S Mahayana, Naning Pranoto, Helvi Tiana Rosa dan sebagainya. Bahkan belakangan muncul nama-nama sastrawan muda yang begitu tinggi geliat kepenulisannya untuk ranah pencerahan, seperti misalnya Afifah Afra, Ahmad Fuadi, Masdar Zainal dan sebagainya.
Mereka semua memiliki kisah awal dalam menulis, sejarah perih saat memulai proses kepenulisan yang tak jarang membawa air mata. Terkadang penulis memulai sesuatu dengan tidak dihargainya dirinya pada zamannya. Ia mungkin dianggap gila oleh orang-orang sekitarnya, dianggap sosok pemalas yang hanya berdiam diri di depan computer hingga dicemooh karya tulisannya karena dinilai aneh dan tidak sesuai dengan zaman itu.
Tetapi para penulis besar terus bertahan, mereka menghormati kejujuran setiap mata pena yang mereka torehkan. Sebab itulah mereka menjadi tuli dengan keadaan di sekitar. Yang mereka tahu hanyalah menulis dan terus menulis. Hingga pada suatu masa, mata dunia tertuju kepada mereka, semua orang terpana dan terpukau, pada saat itulah sang penulis telah memiliki nama yang besar.
Naning Pranoto, seorang penulis yang sebelumnya dikenal dengan karya-karya feminis, lalu belakangan menjadi salah seorang penggerak sastra hijau di Indonesia merekam kisah jejak dapur menulis 14 sastrawan tanah air, baik dari mereka yang sudah senior maupun pendatang baru. Catatan wawancara tersebut ia abadikan dalam buku ‘Berguru Pada Empu Kata-Kata’.
Buku ‘Berguru Pada Empu Kata-Kata’ berisi tentang catatan kisah-kisah awal proses kreatif para penulis memulai karirnya. Beberapa nama sastrawan yang terekam dalam buku ini diantaranya adalah Maman S Mahayana, Ahmad Tohari, Helvi Tiana Rosa, Ahmad Fuadi, Suminto A. Sayuti, Remy Sylado, Afifah Afra, Masdar Zainal dan masih banyak lagi yang lainnya.
Nafiah Al Marab, bergiat di Forum Lingkar Pena Riau
Sumber: http://www.riaupos.co