Buku: Kumpulan Cerita Pendek “Sebilah Pisau Dari Tokyo”
Penerbit :Grassindo
Hlm : 124
Buku ini adalah buku kumpulan 12 cerpen karya penulis Naning Pranoto ( NP ) . NP sebenarnya seorang novelis. Dia telah mengeluarkan 12 novel yang mucul sebagai cerita bersambung di media massa. Salah satu judulnya yaitu : Mumi beraroma minyak wangi, Miss Lu. Menulis cerpen bagi dia memerlukan perjuangan tersendiri, karena itu setelah menulis beberapa novel barulah ia menulis cerita pendek. Karya cerpennya telah dimuat di Kompas, Suara Pembaharuan, Tabloid Nova, Surabaya Post, Majalah Swara Kartini, dan Kedaulatan Rakyat.
Dia lulusan Fakultas Bahasa dan Sastra UNAS dan studi bahasa Inggris serta creative writing di Monash University dan University of western Sydney Australia. Ia juga sempat belajar Sinologi dan meraih gelar masternya di Bond University, Gold Coast, Australia. Kegemarannya traveling sehingga memungkin ia mempunyai cerita yng ber setting mananegara seperti Australia, Eropa, Asia Tenggara, dan Amerika Latin.
Menurut saya pribadi cerpen NP memiliki alur yang tidak mudah ditebak. Yang diangkatpun berbagai masalah dari pembantu rumah tangga, TKW, Akibat dari sebuah base camp militer, seorang anak bekas konglomerat yang menceritakan ibunya, de-el-el.
Kalau bagi NP cerpennya yang berjudul ‘Sebilah Pisau dari Tokyo’adalah cerpen yang berkesan makanya dijadikan judul buat cover bukunya. Kalau buat saya pribadi yang berkesan di buku kumpulan cerpen NP ini adalah cerpen ‘Tetes-tetes Puisi Air’ .
Kenapa??
Karena di situ diceritakan beberapa orang desa yang berkumpul sedang menggunjingkan seorang asing yang datang ke desanya selama setahun ini. Orang tersebut selalu duduk di tepi sebuah kali Brantas dan membawa peralatan melukisnya yaitu : Kanvas, Cat, Palet,Kuas. Datang tiap hari dengan berganti-ganti kendaraan. Dia datang menjelang senja dan pulang ketika matahari terbenam. Orang di desa itu berkomentar mancam-macam ketika mereka membicarakan wanita itu. Ada yang membahas kenapa dia selama setahun tidak selesai lukisannya, mereka mengomentari lukisannya kok tidak seperti kali Brantas yang kotor, menebak-nebak dari mana wanita itu berasal, tidak ketinggalan pula mereka mengomentari sifat dari wanita itu dari yang bilang ia sombong tetapi ada juga yang bilang ia ramah. Orang-orang desa itu mengira mungkin dia wanita tidak waras, perempuan tidak laku, tidak masak dan melayani suami karena selalu ke desa mereka. Sampai akhirnya, datanglah suatu hari wanita itu dengan mobil mini-bus bersama rombongan. Mobil itu bertuliskan sebuah nama stasiun TV-swasta. Ternyata wanita itu adalah pelukis yang telah lama bermukin di negri orang dan mendapat banyak pengalaman batin di sana. Ia lalu menuangkan pengalamannya itu ke sebuah lukisan yang ia beri nama ‘Tetes-tetes Puisi Air’. Lukisan tersebut akan dilelang dan hasilnya akan disumbangkan buat beaya siswa sekolah anak-anak di pinggir kali sungai Brantas !!!
Buat saya cerita ini sedikit banyak mengambarkan sifat manusia yang lumrah dimana saja dan kalangan mana serta tidak memandang perbedaan gender. Ketika keluar “negatif”, ketika menggunjing, maka semua itu menjadi tidak berguna dan sia-sia….
Sedangkan cerpen lainnya di buku ini yang saya suka adalah berjudulKekasih dari Okinawa; Kepada Tiangkong, Langit yang Jauh; Ketika Ibu Kami Mandi Salju (…dari catatan harian seorang putri konglomerat ) ;Pengakuan Gadis Bergaun Hitam…
Cerpen Kekasih dari Okinawa (tabloid Nova 2002), disini seorang pria bertemu wanita yang diceritakan akhirnya ketahuan bahwa ia ternyata mengidap penyakit AIDS akibat korban dari bisnis seks di Okinawa. Okinawa adalah sebuah daerah diJepang yang menjadi base camp militer USA. Secara politis memang memproteksi Jepang tetapi banyak ruginya juga kecuali yang senang dengan bisnis hiburan dan selalu ada korban-korban yaitu gadis-gadis muda. Seperti Batam, Bali, Hawaii juga Okinawa memang mendatangkan turis dan devisa tapi juga sebuah malapetaka….
Di ceritakan oleh wanita itu di Okinawa banyak anak-anak terlantar karena ayah anak-anak itu adalahnya seorang Militir US yang hanya bersifat sementar. Ketika pulang ke negaranya dan meninggalkan mereka begitu saja. Ibunya juga terlantar, dan akhirnya menjadi wanita panggilan. Akibatnya banyak perempuan terjangkit positif HIV dan banyak terkena AIDS pula. Fenomena tersebut tidak banyak dipublikasikan padahal keadaannya bagai gunung es. Yang tampak sepertinya ujungnya saja padahal yang tidak tampak lebih banyak lagi ….
Cerpen Kepada Tiangkong, Langit yang jauh ( Kompas Minggu 15 Desember 2002), menceritakan seorang lelaki yang bertemu seorang wanita di sebuah pesawat. Ia akan melakukan Li bagi neneknya. Wanita itu keturuanan tionghoa-portugis, lahir di macao, besar di Amerika dan mempunyai bisnis di Singapura, Peony Wu namanya. Mereka terlibat pembicaraan tetang kerinduan neneknya Peony Wu untuk kembali ke Indonesia, tepatnya ke Batu-Malang tempat neneknya lahir, menikah dan punya anak 3 di sana. Hidup berdagang palawija, di Surabaya. Neneknya waktu perang menyumbang dagangannya untuk dapur umum, memberi makan pejuang. Tetapi karena meletus G-30-S dan kebetulan neneknya tidak mengganti namanya dengan nama Indonesia. Dia terkena PP-10, sehingga dia dipulangkan ke Tiongkok oleh pemerintah Indonesia. Karena lama di Indonesia setiba di Tiongkok ia asing dan gamang menjalani hidup di sana. Neneknya sempat gila karena disiksa oleh student yang menjadi Red Guard Mao. Ia dan sepupunya melarikan diri ke Macao dan menikah dengan orang Portugis. Setelah meninggal neneknya merindukan Indonesia yang disebutnya sebagai Langit yang jauh, karena baginya ke Indonesia tidaklah mudah. Maka ia minta di kremasi dan abunya di tabur di Gunung Sriti-Batu. Tempat itu kenangan manis dirinya bertemu seseorang yang kemudian menjadi suaminya. Sayang suaminya tidak menyertainya saat dipulangkan ke tiongkok karena telah mengganti nama, lalu menikah dengan wanita boyolali. Pada masa G-30-S, suaminya dibunuh oleh penduduk karena ia dituduh PKI…..
Saya ingin menceritakan 2 judul lagi yakni cerpen: Ketika Ibu Kami Mandi Salju (…dari catatan harian seorang putri konglomerat ) ;Pengakuan Gadis Bergaun Hitam mungkin nanti saya akan tulis di posting saya berikutnya.
O,ya cuma kadang saya merasa cerpennya NP dibuku ini banyak menceritakan kematian, entah tokoh utama atau bukan. Dan kematiannya bisa karena bunuh diri, dibunuh, dan itu membuat saya merinding :)….atau karena terkontasiminasi dengan judul covernya ya?? 🙂 ‘Sebilah Pisau dari Tokyo’… atau sayanya aja yang… 🙂
Oleh Eva Cahyo
Sumber: http://evacahyo.blogspot.com/2004/12/sebilah-pisau-dari-tokyo-kumpulan.html