Segera Terbit! TELAGA INSPIRASI MENULIS FIKSI
Petikan Buku Karya Naning Pranoto terbaru berjudul:
TELAGA INSIPRASI MENULIS FIKSI
* Eksplorasi * Ekspresi dan Terapi Jiwa * Berpretasi
Bab 1
MENULIS: EKSPRESI DAN TERAPI JIWA
Apa tujuan Anda menulis?
Bagi saya, menulis adalah eksplorasi dan sebagian besar waktu sungguh mengejutkanku, membawaku berkelana.
Jack Dann – Novelis Amerika Serikat
Ada banyak alasan mengapa novelis menulis – tetapi mereka semua memiliki suatu kesamaan: kebutuhan untuk menciptakan dunia alternatif.
John Fowles – Novelis dan Esais Inggris
Menulis adalah cara terbaik untuk berbicara tanpa terganggu.
Jules Renand – Sastrawan Prancis
Saya menulis untuk bercerita. Saya percaya bahwa ada beberapa profesi di dunia ini akan berkangsung selamanya: dokter atau perawat, guru, tukang bangunan dan tukang bercerita. Aku menulis sebagai tukang bercerita. Menulis adalah untuk membentuk keluar terlihat dan tak terlihat, dalam diri saya maupun di dunia.
Eppo Nuotio – Dramawati dan Penulis Skenario Film Finlandia
Melalui sukacita dan melalui kesediahan, saya menulis. Melalui lapar dan melalui haus, saya menulis. Melalui laporan yang baik maupun laporan yang pedih, saya menulis. Melalui sinar matahari dan melalui sinar rembulan, saya menulis. Apa yang saya tulis itu tidak perlu dikatakan.
Edgar A. Poe – Sastrawan Amerika Serikat
Menulis adalah penghargaan
untuk diri sendiri.
Henry Miller – Sastrawan Amerika Serikat
Aku adalah sebuah pensil kecil untuk menulis sebuah kata. Tuhan yang menggerakkan tanganku untuk menuliskan surat cintaNya untuk semua penghuni dunia.
Bunda Teresa – Biarawati dan Pekerja Sosial India
Saya menulis sepenuhnya untuk mencari tahu apa yang sedang saya pikirkan, apa yang sedang saya lihat dan apa itu artinya. Juga berpikir apa yang saya inginkan dan saya rasakan, apakah yang sata takuti?
Joan Didion – Novelis dan esais Amerika Serikat
Menulis adalah sisi lain dari seks – itu baik setelah berakhir.
Hunter Stockton Thompson – Jurnalis Sastrawi Amerika Serikat
Dalam waktu mengalami kehancuran, kita bisa menciptakan sesuatu melalui tulisan.
Maxine Hong Kingston – Novelis, Esais dan Peneliti Amerika Serikat
Aku adalah kerang kosong berjalan di jalan tanpa arah dan menulis membuat saya merasa memiliki jiwa.
John Mulligan – Novelis Amerika Serikat, Veteran Perang Vietnam
Menulis memberiku sebuah penangguhan hukuman mati dari kehidupan yang tergelap.
John Mulligan – Novelis Amerika Serikat, Veteran Perang Vietnam
Menulis puisi adalah obat alami. Puisi membantu kita merasa hidup lebih dari hidup daripada mati rasa.
John Fox – Penulis Amerika Serikat, antara lain menulis buku Poetic Medicine: The Healing Art of Poem-Making
Menulis adalah komunikasi dengan diri sendiri, diolah dengan rasa dan dikendalikanantara oleh pikiran. Ini merupakan terapi jitu untuk membebaskan jiwa dari kungkungan kegelapan dan tekanan trauma.
Natalie Goldberg – Penulis Amerika Serikat, antara lain menulis buku Writing Down the Bones: Freeing the Writer Within
Prof. Dr. James W. Pennerbaker:
MENULIS 15 MENIT MENGATASI DEPRESI
“Cukup menulis selama lima belas menit per hari, selama empat sampai lima hari, bisa mengatasi depresi!” demikian antara lain saran James W. Pennerbaker dalam buku yang ditulisnya berjudul Opening Up: The Healing Power of Expressing Emotion. “ Jika Anda mengalami kesulitan melalukan itu, mulailah menulis sedikit demi sedikit. Kata, demi kata. Tulis apa saja yang Anda bisa – untuk mengurangi depresi yang menekan jiwa Anda.” Tegasnya.
Pennebaker, kelahiran 2 Maret 1950 di Midlnad Texas – AS, adalah seorang psikolog dan ahli bahasa, dikenal sebagai pelopor terapi jiwa melalui kegiatan menulis. Ia mensosialisasikan program ini pada tahun 1975, setelah melakukan serangkaian creative writing workshop untuk pasien-pasiennya yang dibelenggu frustasi, depresi, berbagai trauma fisik-psikis, amnesia, autis dan kerusakan sistem syaraf otak. Hasilnya luar biasa. Ternyata kegiatan menulis yang fokus pada life-writing itu mampu mengatasi berbagai problema tersebut.
Life writing adalah kegiatan menulis untuk terapi. Tujuannya, semata-mata untuk melepas tekanan dan sekaligus untuk menyenangkan hati serta mencerahkan jiwa yang berada dalam kegelapan. Jadi, aturan teori menulis tidak terlalu ditekankan. Begitu juga bentuk tulisannya bisa fiksi atau nonfiksi, bahkan gabungan keduanya juga tidak masalah. Pennebaker menekankan, “Yang penting menulislah dengan jujur dan terbuka tentang perasaan terdalam Anda. Jika itu belum mampu, rekam dengan tape recorder atau camera video. Kemudian, putar dan tulis sedikit demi sedikit. Jangan khawatir tentang tatabahasa atau ejaan, atau berharap mendapatkan sesuatu dengan benar. Hanya menulis – itu saja!”
Tapi, John Mulligan yang berdarah Skotlandia – veteran Perang Vietnam yang mengalami trauma fisik dan psikis sangat berat sekembalinya dari Vietnam, melakukan life-writing as therapeutic begitu cemerlang. Ia tidak hanya mampu mengatasi depresinya, akan tetapi juga mampu menulis novel laris, bernilai sastra tinggi. Novelnya berjudul Shopping Cart Soldier tahun 1997, bersumber dari kisah nyata perang Vietnam yang membuatnya jadi pembunuh tanpa rasa, tanpa jiwa. Tidak hanya membunuh ribuan manusia, tapi juga kerbau-kerbau, yang keduanya tak berdosa.
Novel ini menceritakan tentang pengalaman mengerikan seorang tentara selama bertugas di garis depan medan perang Vietnam . Setelah ia menjadi veteran, berubah menjadi sosok pria depresi berat. Ia jadi pencandu alkohol dan homeless selama 10 tahun hidup menggelandang di jalan-jalan di San Fransisco. Ia menemukan kedamaian dalam dirinya setelah mengikuti life-writing as therapeutic workshop yang dimentori Maxine Hong Kingston, pengarang dan ahli bahasa ternama di AS. “Kegiatan menulis benar-benar mampu membuatnya kembali ceria, bersiul-siul, melompat-lompat – karena proses menulis membuat pikirannya jernih dan menyalakan semangat hidupnya.” – demikian kesaksian putri Mulligan.
Setelah sukses dengan novelnya yang berjudul Shopping Cart Soldier, Mulligan lalu menulis beberapa cerpen dan novel. Sayang, sebelum naskah-naskah yang ditulisnya itu terselesaikan dengan sempurna, ia tertabrak mobil dan meninggal 12 Oktober 2005. Novel Shopping Cart Soldier dapat menghargaan Pen-Oakland Sastra. “Belum pernah ada novel yang menyampaikan kebenaran mistis perang, kecuali yang ditulis Mulligan. Narasinya begitu hidup, mampu melukiskan seorang pembunuh tanpa jiwa, tapi juga menyampaikan pikiran cemerlang dan ekspresif seorang perempuan muda Vietnam dalam mnenyikapi perang Vietnam yang membuat orang mati rasa.” Demikian antara lain penilaian Maxine Hong Kingston, mengenai novel Mulligan yang sangat menyentuh.