LMCR
SIKAP SEBAGIAN PARA PEMENANG LMCR-2011 YANG TIDAK TERPUJI
Perlu ARTI KONFIRMASI
Perlu ARTI PENGUMUMAN
Tahun ini merupakan penyelenggaraan LMCR ke enam. Dari tahun ke tahun punya problema sama, bahkan tahun ini lebih parah – khususnya sebagian besar pemenang LMCR-2011 dalam berperilaku tidak mencerminkan jiwa seniman yang dikenal berjiwa manis.
Apa buktinya?
- Menyatakan konfirmasi akan hadir, ternyata tidak hadir. Artinya, selain menyepelekan panitia mereka yang tidak konsekwen penyataannya ini telah merugikan panitia secara moral maupun material.
- Menagih hadiah dengan menulis e-mail bernada MARAH-MARAH DAN KASAR. Padahal sudah jelas-jelas diumumkan jadual pengirimannya. Untuk menyiapkan hadiah ratusan orang perlu proses
Dari butir 1 dan 2, saya sebagai penanggungjawab LMCR-2011 menyimpulkan:
- Para pemenang yang tidak hadir, walau kalangan terpelajar BELUM MEMAHAMI ARTI KONFIRMASI. Perlu saya jelaskan, jika anda diundang seseorang menyatakan konfirmasi berarti Anda paling tidak disediakan kursi…bahkan juga makanan…semuanya ITU HARUS DIBELI BERARTI COST. Dengan anda tidak hadir, poengeluaran kami MUBAZIR, merugikan secara ekonomi maupun non-ekonomi
- ARTI PENGUMUMAN – pertama-tama dibaca, lalu dipahami. Kenyataannya, banyak yang tidak membaca langsung marah-marah dan kasar.
Sikap mereka ini sungguh tidak menunjukkan perilaku terpelajar.
Misi LMCR-2011 membidani pesertanya untuk menjadi pengarang unggul bagi negeri ini, bukan untuk keuntungan penyelenggaranya. Ini programn idealis, untuk pencerahan bangsa.
Salam
Naning Pranoto
wah… memang karakter orang itu berbeda-beda… termasuk dalam upaya menagih sesuatu… saya sendiri menilai secara positif saja, bahwa mereka yang tidak datang mungkin ada keperluan yang mendesak dan tidak bisa ditinggalkan. bahwa awalnya ingin datang pasti ada, sesuai dengan konfirmasinya. namun siapa yang tahu pada hari H-nya akan terjadi apa?. saya mengusulkan bahwa pemberitaan seperti ini bagus, untuk menyadarkan orang (para pemenang) yang ratusan orang itu, dan pasti akan ada positif dan negatifnya atas pengumuman ini. terakhir… saya hanya mengucapkan terimakasih atas kritik ini kepada kami. Fr. Trisna SCJ
Naudzubillah min dzalik. Memang tidak ada manusia yg sempurna, tapi stidaknya kita perlu berusaha menjadi lebih baik.
Saya salut dg panitia lomba dan lombanya sendiri, memang ajang yg sangat bagus u/ dpat menilai kmampuan menulis kita.
Tetap semangat,para panitia 🙂
Kalau panitia merasa repot mengurusi banyak pemenang, ada baiknya pemenangnya dikurangi dengan hadiah yang lebih besar sehingga semakin bergengsi. Misal juara I: 25 jua, juara II: 20 Juta, sampai harapan 1 saja.
Sungguh Disayangkan. Seharusnya, temen-temen cerpenis memiliki sikap selayaknya seniman. istilah orang Jawa ” Lilo Legowo Amrih Becik Sesami. Gadah Unggah Ungguh. Empan Papan ”
Masing-masing orang mempunyai karakteristik yang berbeda. Namun, karakter yang buruk seharusnya sebisa mungkin dihapus. Misal pun tidak dapat dihapus, setidaknya dapat dimanipulasi untuk ditutup dengan Akhlak yang terpuji.
– Sikap konsisten (kehadiran dalam undangan) harus dipegang.
– Menulis bukan untuk mencari materi/keuntungan, tetapi untuk kebermanfaatan bersama serta pemberdayaan Seni Creativitas pribadi untuk di share kpd khalayak umum.
– Menjadikan Menulis sebagai Nafas setiap Depa perjaLanan hidup.
– Menulis merupakan media EDUKASI Bangsa.
– Hargai Argument, Saran, Kritik orang lain selama itu positive.
– Hormati PROSES., krn smua haL memerlukan PROSES.
– SABAR adalah KUNCI nya ! {._. }
– tidak BakaL Sertifikat and Hadiah tidak digabi and dikirim.
Bukti : saya tidak pernah menyangka and berharap menjadi pemenang harapan LMCR 2009 (krn cukup lama, hingga saya sudah diterima di UGM and proses perkuLiahan tLah berLangsung hampir memasuki semester 2). Kenyataan nya, saya dapat Paket dari ROHTO (Panitia LMCR) yang dikirimkan ke Alamat Sekolah saya. And Pihak Sekolah pun memberi Kabar tsb. Sehingga saya pun ‘KAGET’ and sangat Bersyukur dapat ikut AndiL dalam ” MENULIS EDUKSI BANGSA”
>> Semoga Bermanfaat { ._.}
~ SaLam GoRes Jari Ifa Nur~
Semoga ini dapat dijadikan pembelajaran bagi ara calon pemenang selanjutnya agar supaya lebih dapat menghargai “undangan”.