
Nucleum qui quaerit, nucem frangat
Yang ingin mencari biji, hendaknya ia memecahkan dulu cangkangnya
(Erasmus, Tokoh Humanis Belanda, 1466-1536)
*
Memecah dan memecah cangkang tiada lelah, itulah yang dilakukan oleh Sri Darwati, S.Pd, M.Pd, perempuan bertubuh mungil berparas ayu khas Putri Solo, menjabat sebagai Kepala SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Jawa Tengah.
Tentu saja ‘memecah cangkang’ dalam tulisan ini merupakan perumpamaan yang sarat makna. Penjabarannya, jika seseorang ingin meneliti inti sebuah masalah, maka ia harus menguraikan lebih dahulu persoalan-persoalan lain yang terkait dengan masalah tersebut. Ada pun yang diteliti oleh Ibu Dar, demikian panggilan akrab Sri Darwati, adalah hal-hal yang menjadi obyek penelitian karya ilmiah yang dilakukan oleh siswa-siswanya yang tergabung dalam Klub Penulisan KIR (Karya Ilmiah Remaja) di sekolah yang dipimpinnya.
Anak Seorang Penjahit yang Cinta Pendidikan
Penulis mengenal Ibu Dar tahun 2007, kala ia memenangi Lomba Menulis Essay Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh PT Rohto Laboratories Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Rayakultura yang saya pimpin. Karyanya berjudul Kulit Kepala Sehat dan Rambut Mempesona dengan Memanfaatkan Minyak Kelapa (Cocos nucifera), Simplesia Biji Pepaya (Carica papaya L) dan Selsun Anti Dandruff Untuk Menghambat Tumbuhnya Uban.
Karya tersebut sebagai Pemenang II, mengalahkan karya tulis 1517 peserta. Tentu saja prestasi tersebut sangat membanggakan. Selain menunjukkan ketekunannya dalam menulis akademik dan banyak membaca referens, juga merupakan ‘jejak’ penelitiannya yang serius tanpa mengenal lelah. Ia mengaku, gembar menulis sejak masih di bangku Sekolah Dasar, berkat kegiatannya membaca yang ditanamkan oleh almarhum ayahnya.
“Ayah saya bukan guru. Beliau penjahit yang mencintai pendidikan melalui berbagai bacaan bernas yang membuatnya berwawasan luas.” Ibu Dar mengawali kisah awal mulanya tertarik pada dunia literasi.
Sebagai anak sulung dari dua bersaudara kandung, ia memang dididik oleh ayahnya untuk mencapai pendidikan setinggi mungkin dimulai dengan ‘wajib’ menulis dan membaca. “Anak perempuan harus pandai, agar bisa mandiri!” demikian prinsip ayahya. Darwati kecil yang lincah, hobi menari dan suka mendengarkan dongeng serta membaca kisah-kisah para ilmuwan, langsung paham akan prinsip ayahnya. Demikian juga adiknya. Maka, kakak-beradik putri Solo tersebut kompak rajin ke perpustakaan, tanpa paksaan. Buahnya legit, menjadi juara kelas di sekolahnya. Bahkan Ibu Dar sejak SMP telah mendapat beasiswa, demikian pula kala menempuh pendidikan S2.
Kebiasaan Ibu Dar yang gemar membaca dan menulis, bertunas subur yang membuatnya bertumbuh menjadi penulis ilmiah di lingkup lembaga pendidikan tempat ia mengabdi sebagai guru Bahasa Jawa dan sekaligus Pembimbing Penulisan KIR sejak tahun 2007. Ratusan Prestasi telah diraih anak didiknya kala Ibu Dar sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMP Muhammadiyah I maupun Kepala SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Jawa Tengah. Karirnya pun terus mencahaya, pada tahun 2010 terpilih sebagai Guru Berprestasi Tingkat Nasional PP Muhammadiyah. Ia juga dipercaya sebagai Ketua II Forum Ilmiah Guru (FIG) Kota Surakarta dari tingkat TK, SD, SLTP dan SLTA.
Tidak Memaksa, Justru Mempesona
Penampilannya grapyak, luwes dan dinamis, jauh dari kesan bahwa Ibu Dar menggeluti dunia penelitian yang disusun sebagai tulisan ilmiah. Perempuan yang pernah menekuni studi Sastra Jawa ini juga suka menulis cerita pendek yang ditulis dalam Bahasa Jawa dan sering pula memenangi lomba. Karena baginya, membaca dan menulis merupakan bagian dari nafas kehidupannya. Kemudian ia ‘tularkan’ pada anak didiknya dengan cara persuasive alias tidak memaksa. Ia mengajak anak didiknya belajar menulis dengan contoh-contoh yang menarik, sehingga tidak sedikit anak didiknya yang ‘terpesona’. Mereka menekuni penelitian dan menulis ilmiah dengan santai, hasilnya menjadi juara. (Baca Biodata Ibu Dar, terlampir)

“Dalam kegiatan belajar maupun penulisan KIR kami beradaptasi dengan teknologi. Sehingga anak didik tidak tertinggal dalam menyikapi kemajuan zaman.” Papar Ibu Dar, dalam mendampingi anak didiknya menjadi sosok generasi muda yang visioner.

SMA Muhammadiyah 2 Surakarta terdiri dari basis regular dan fullday school sebagai unggulan. Untuk lebih memantapkan masa depan anak didik, sekolah yang dipimpin oleh Ibu Dar ini bermitra dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan Kyoungdong University Korea Selatan. Dengan demikian anak didiknya semakin terpacu untuk belajar lebih tekun dan bersaing sehat.
Penulis: Naning Pranoto
Foto : Koleksi SMA Muhammadiyah 2 Surakarta
Biodata dan Hasil Karya