Jiwa dingin
Mata beku tidur dalam dekap api
Cunduk melati-gambir di gelungnya, berasap mengabu
Sekerat senyum menyungging di bibir jelaga
Ia bersenandung beriring dawai sabut
Agni lantunkan aroma yoni
Sungguh, Rahwana tak pernah merabanya
Takpernah pula ke ceruk itu membenamkan lingganya
Lidah api mengukus kubah langit
Jiwa dingin
Mata beku leleh ke hulu Gangga
Melarung rapal-rapal, menghitam di kuncup dada
Sisa sehelai nafas bertanya pada kelam:
“Sri Rama itu jenis satwa apa?”